samedi 17 avril 2010

Bait-Bait Dariku

Jejak hati itu sirna perlahan-lahan.
Bukan aku yang menghapus, mungkin bukan ia pula yang menghapus.
Mungkin badai keadaan, atau hujan keraguan.
Siapa yang tahu.

Mudah untuk berucap cinta, sulit untuk berkata pisah. Sungguh klise.
Tapi justru hal yang sulit itu yang harus dilakukan.
Entahlah, mungkin karena ia tidak bisa.
Entahlah, mungkin karena aku tidak siap.

Layang-layang yang sedang berusaha membumbung itu, pada akhirnya harus turun.
Karena waktu terus berjalan.
Dan sang pemilik harus pulang, kembali ke kehidupan nyata.
Kepada realita yang tak berangin.

Kenyataannya, memang hanya rencana yang bisa manusia buat, karena keputusannya, hanya Tuhan yang bisa membuat.
Rencana mungkin tinggal menunggu saat, tapi ketika keputusan datang, tak sependapat dengan rencana, menunggu itu haruslah berhenti.
Karena tak ada gunanya.

Detik. Menit. Jam. Hari. Minggu.
Yang sudah terlewati, menyenangkan.
Yang sedang dinanti, mungkin menyenangkan.
Tapi apakah yang harus dijalani akan menyenangkan juga?

Pilihan A ternyata kurang tepat.
Begitu pun pilihan B & C.
Apa harus dibuat pilihan D, yaitu biasa saja?
Haruskah aku memilih itu?
Akankah ia memilih itu?


Teruntuk,
Kisah yang Tak Akan Tertulis

Aucun commentaire: